JAGAD RAYA DAN TATA SURYA
1. jagad raya dan teori big bang
klasifikasi galaksi pertama kali ditetapkan oleh Edwin P. Hubbel berdasarkan bentuknya (spiral, spiral berpalang, elips dan tak beraturan). Ilmu yang mempelajari asal usul alam semesta atau jagad raya disebut kosmologi.
a. Teori keadaan tetap (fred hoyle, 1948)
Teori ini memandang bahwa jagat raya tetap dan akan selalu tampak sama kapanpun dan dimanapun atau dengan kata lain jagat raya sama setiap saat.
b. Teori dentuman besar (stephan hawking, 1933)
Kira-kira 15 miliar tahun lalu seluruh jagat raya ini (terdiri dari materi dan energi) pernah bersatu menjadi massa tunggal. Dalam massa tunggal tersebut, jagat raya mempunyai suhu dan energi yang sangat besar sehingga massa tunggal tersebut meledak dengan dasyatnya yang biasa disebut dengan big bang.(george gamouw 1925)
c. Teori osilasi
Teori ini menyatakan bahwa semua materi jagad raya bergerak saling menjauhi yang kemudian akan berhenti, lalu akan mengalami pemampatan kembali, demikian seterusnya secara periodik.
2. tata surya
merkurius, venus, bumi, mars (planet dalam/inferior/inner), jupiter, saturnus, uranus, neptunus (planet luar/superior/outer). Yang mengelompokkan ronert jastron.
Merkurius, venus, bumi, dan mars dikelompokkan menjadi planet terrestrial karena tersusun oleh material yang berupa batuan dan secara umum berukuran lebih kecil dibanding dengan planet luar. Sedangkan planet luar dikelompokkan dengan nama planet jovian/major atau giant planet, karena terdiri dari unsur-unsur yang membeku serta gas-gas hidrogen dan helium serta ukurannya lebih besar.
Pembagian planet Agustus 2006
- planet klasik (merkuris, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus)
- planet pluton (pluto, charon, UB313 (Xena))
- planet kerdil (asteroid ceres)
Matahari
Pada pusat matahari terjadi ledakan inti hidrogen menjadi helium, bagian luar yang tampak menyerupai piringan emas dinamakan fotosfer (photosphere) diatasnya terdapat atmosfer matahari yang paling bawah namanya khromosfer, dilapisan luarnya terdapat lapisan korona. Juga terdapat jilatan matahair (prominences), bagian paling terang dari bintik matahari (flare) dan bintik matahari (sunspot)
Asteroid
Benda-benda angkasa yang lebih kecil dari planet yang berada diantara planet mars dan jupiter.
Satelit
Benda langit yang mengikuti planet
Komet
Anggota tatasurya yang terdiri dari bongkahan batu yang diselubungi oleh kabut gas yang beredar mengelilingi matahari dan menerima energi dari matahari
Meteor
Batu-batu kecil yang jatuh kebumi dan terbakar karena bergesekan dengan atmosfer
Planet kerdil/katai (dwarf planet)
Ciri-ciri planet
- planet tidak mempunyai cahaya sendiri. Cahaya itu hanya merupakan pantulan dari sinar matahai
- planet tidak berkerlap kerlip seperti halnya bintang sejati, tetapi berkilauan
- mengelilingi matahari dengan arah yang sama
- jika dilihat dengan teropong akan terlihat sebagai keping atau cakram yang bersinar
- lintasannya berupa bidang datar yang berbentuk elips
- kebanyakan planet mempunyai satelit atau bulan
3. terjadinya tata surya
a. Teori kabut (Nebula)
i. T. Immanuel kant (1724-1804)
Tata surya berasal dari gumpalan kabut yang terdiri dari berbagai gas yang bersuhu tinggi dan berputar lambat membentuk cakram. perputara yang lambat menyebabkan terbentuknya konsentrasi zat yang memiliki berat jenis tinggi. konsentrasi yang disebut inti ini terdapat di berbagai tempat. Inti yang terbesar terbentuk di tengah-tengah, sedangkan lainnya yeng kecil-kecil terbentuk di sekitarnya yang mengelilinginya. karena proses pendinginan, inti-inti kecil tersebut berubah menjadi planet-planet, sedangkan inti yang terbesar masih tetap bersuhu tinggi dan menjadi matahari.
ii. T. Laplace (1749-1827)
Tata surya berasal dari kabut panas yang menyerupai bola gas bersuhu tinggi dan berputar cepat. Karena cepatnya putaran, maka terlepaslah bagian-bagian bola gas dalam waktu yang berbeda-beda. Yang terlepas menjadi planet sedangkan bola gas awal menjadi matahari
b. Teori planetesimal
Dikemukakan oleh thomas c. Chamberlin (1843-1928) dan forest r. Moulton (1872-1952). Kedua ilmuwan ini mengajukan teori tentang kejadian tata surya dengan nama teori planetesimal yang berarti planet kecil. Disebut planet kecil karena berasal dari benda padat kecil yang mengelilingi suatu inti yang bersifat gas. Matahari yang sudah ada sebelumnya didekati oleh sebuah bintang yang lewat dengan jarak yang cukup dekat. Akibat gaya tarik yang cukup tinggi dari kedua bintang itu menyebabkan bintang yang lewat dan matahari mengalami pasang, sehingga ada bagian massa gas yang terlempar dari matahari.
c. Teori pasang surut
Comte de buffon (1707-1788) berteori bahwa pada suatu ketika ada komet yang lewat terlalu dekat dengan matahari. Sebagai akibat gaya berat dari komet tersebut, sebagian dari massa matahari yang panas tercabik lepas dan kemudian mendingin menjadi planet-planet.
d. Teori bintang kembar
R.A. lyttleton (1930) berteori bahwa di dalam galaksi banyak kombinasi bintang kembar, menurutnya bintang kembaran matahari meledak menjadi kabut gas dan terperangkap oleh gaya tari matahari kemudian mendingin.
e. Teori proto planet
Carl von weizsacker (1940) kemudian disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. berpendapat bahwa seluruh tata surya terbentuk secara bersamaan oleh suatu proses yang disebut hipotesis nebula, yaitu partikel-partikel yang disebut debu kosmik yang terdiri dari material padat berukuran halus serta gas
Anggapan tentang jagat raya
- Antroposentris / egosentris (manusia sebagai pusat jagad raya)
- Geosentris (bumi sebagai pusat jagad raya)
- Heliosentris (matahari sebagai pusat jagad raya)
- Galaktosentris (galaksi sebagai pusat jagad raya)
SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI
Hipotesis Terbentuknya Atmosfer Bumi
1. Hipotesis outgassing (Rubey 1951)
Gas-gas yang ada pada atmosfer ini semula berada dalam bumi yang keluar akibat proses vulkanisme/gunung api. Gunung api dan mata air panas selain mengeluarkan uap air diketahui juga mengeluarkan gas-gas (outgassing) CO2, N, dan CO. Gas tersebut merupakan penyusun atmosfer masa kini
2. Hipotesis disosiasi photochemics
Atmosfer berasal dari gas-gas yang tersisa akibat kondensasi nebula menjadi planetesimal
Karakteristik Lapisan Bumi
1. Kerak bumi (Litosfer)
Bagian terluar yang terdiri dari
- kerak samudra
Memiliki ketebalan 10-12 km
- Kerak benua
Bersifat granitis dan lebih tebal dibandingkan dengan kerak samudra (20-50 km)
2. Mantel
Pada kedalaman 400 km, terdapat selubung atas atau mantel atas Astenosfer (lapisan bumi dibawah litosfer,lapisan lunak dan cair) tersusun oleh eklogit dan peridotit Fe, Mg, Ca, Na dan silikat aluminium dengan kekentalan rata-rata 8×1021 poise.
Pada kedalaman 400-1000 km terdapat zona transisi tersusun oleh silikat besi padat, Mg, Ca, Al dan oksida besi.
Lapisan mantel bawah terletak pada kedalaman 1000-2900 km, tersusun oleh oksida besi padat, Mg dan SiO2 dengan kekentalan 1023 poise
3. Inti bumi
a. Inti luar
Terdapat pada kedalaman 2.900-5.100 km terdiri dari besi dan sejumlah kecil silika, sulfur (belerang) dan oksigen.
b. Inti dalam
Antara 5.100-6.371 km tersusun oleh besi dan nikel yang lebih padat daripada inti luar.
Perkembangan Bentuk Muka Bumi
Teori perkembangan bentuk muka bumi
1. Teori dua benua (laurasia dan gondwana)
Di bumi hanya ada satu benua pangaea karena adanya tenaga tektonik benua tersebut terpisah menjadi laurasia sebelah utara dan gondwana sebelah selatan yang dipisahkan oleh laut Tethys
2. Teori pengapungan benua (continental drift) dikemukakan oleh Wegener 1912
3. Teori arus konveksi (convection current) oleh Holmes 1923
4. Teori pemekaran lantai samudra (sea floor spreading) oleh Dietz 1961 dan harry hess 1962
5. Teori sesar mendatar (transform fault) Wilson 1970
6. Teori lempeng tektonik (plate tectonic theory)
Masa perkembangan kehidupan
1. Masa prakambrium terdiri dara masa arkeozoikum dan masa proterozoikum (bumi dingin dan memiliki samudra)
2. Masa paleozoikum kambrium, ordovisium, silur, devon, karbon, perm (satu benua pangaea dan satu samudrapanthalasa)
3. Masa mesozoikum zaman trias (dua benua gondwana dan laurasia), jura, kapur
4. Masa kenozoikum zaman tersier, kuarter
Gerakan Lempeng di Bumi
- Gerakan lempeng saling mendekat (Konvergen)
- Gerakan lempeng saling menjauh (Divergen)
Gerakan lempeng saling berpapasan (Transform fault)